Apakah Stok Beras Nasional Benar-benar Aman?

Produksi beras nasional tercatat meningkat 14% dengan stok mencapai 4,2 juta ton. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman.

Pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai langkah permanen untuk menjaga ketersediaan pangan, termasuk mencetak lahan sawah baru.

“Solusi permanen ke depan adalah cetak sawah,” katanya saat konferensi yang disiarkan di kanal youtube Sekretariat Presiden, 1 Agustus 2025.

Dia menyebut, solusi permanen itu baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Daerah yang sudah ditetapkan untuk perluasan sawah meliputi Merauke, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan lain-lain.

Dengan produksi yang cukup baik tahun ini, pemerintah telah melakukan operasi pasar besar-besaran guna menjaga stabilitas harga. Pemerintah menyalurkan 1,3 juta ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan menyiapkan 365 ribu ton beras sosial, dengan total 1,5 juta ton.

Targetnya, akhir tahun nanti stok minimal 2,5 hingga 3 juta ton. “Ini angka yang cukup tinggi. Ketahanan pangan kita aman,” katanya.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian juga menyoroti peredaran beras yang tidak sesuai standar pemerintah. Dari hasil pemeriksaan terhadap 268 merek beras, ditemukan 212 merek yang tidak memenuhi standar kualitas, khususnya kadar beras patah (broken).

Sesuai standar pemerintah, untuk beras medium tingkat kepatahan 25% dan premium 15%. Tapi hasil temuan di lapangan ada yang mencapai 30%, 35%, bahkan 50%. “Ini jelas tidak sesuai regulasi,” katanya.

Amran menyebut, data temuan tersebut telah disampaikan kepada Kapolri dan Jaksa Agung untuk ditindaklanjuti. Pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi distribusi beras di pasar guna melindungi konsumen dari produk tidak layak.

“Arahan Presiden jelas ‘tindaklanjuti’. Nanti akan kita koordinasikan kembali bersama kementerian dan lembaga terkait,” ujarnya.***