Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives diperkirakan bergerak menurun pada pekan depan.
Prediksi ini muncul seiring melemahnya permintaan global dan meningkatnya produksi musiman.
Analis minyak sawit David Ng menyebut sentimen pasar saat ini tertekan oleh ekspektasi pasokan melimpah jelang laporan panen utama.
“Kami memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan di kisaran RM4.150 hingga RM4.320 per ton,” ujarnya, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Pedagang senior dari Interband Group of Companies, Jim Teh, mengatakan harga CPO pekan depan akan berada antara RM3.900 hingga RM4.000 per ton.
Menurutnya, kisaran harga tersebut cukup menarik bagi pembeli fisik dari China, India, Pakistan, Timur Tengah, dan negara-negara Uni Eropa.
Sementara itu, harga CPO global terus mengikuti tren penurunan harga minyak mentah, yang kini berada di kisaran US$66–US$67 per barel.
“Sejak 2007, minyak sawit menunjukkan performa kuat dan konsisten sebagai komoditas pasar,” tambah David Ng.
Pemerintah Malaysia juga terus mendorong kebijakan tarif nol untuk komoditas ekspor seperti kakao, karet, dan minyak sawit ke Amerika Serikat.
Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, menyatakan bahwa jika AS tidak dapat memproduksi produk terkait secara domestik, maka kemungkinan besar tarif 19% akan dihapuskan.
Dari sisi harga kontrak, CPO Agustus turun RM28 menjadi RM4.193 per ton.
Harga kontrak September 2025 turun RM32 menjadi RM4.226 per ton, dan Oktober turun RM28 menjadi RM4.245 per ton.
Kontrak November 2025 juga melemah RM20 ke RM4.263 per ton, sementara Desember turun RM11 ke RM4.279 per ton.
Harga kontrak Januari 2026 naik tipis RM1 menjadi RM4.291 per ton.
Volume perdagangan juga mengalami penurunan, dari 385.858 lot minggu lalu menjadi 293.302 lot pekan ini.
Minat terbuka ikut turun dari 229.303 kontrak menjadi 224.913 kontrak.
Adapun harga CPO fisik untuk pengiriman ke Pelabuhan Selatan tetap stabil di level RM4.230 per ton.
— Bernama