Harga CPO Melemah di Bursa Malaysia, Tekanan Permintaan Jadi Pemicu

Harga Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, 31 Juli 2025.

Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran melemahnya permintaan global, menutut Analis pasar minyak sawit David Ng.

Dia menyebut, pelemahan ini juga dipicu oleh ekspektasi meningkatnya produksi dalam beberapa minggu ke depan.

“Support harga saat ini berada di kisaran RM4.180 per ton, sementara resistance di RM4.350 per ton,” ujarnya kepada Bernama.

Turunnya harga CPO melanjutkan reli pelemahan setelah sehari sebelumnya, 30 Juli 2025, sempat naik, disebabkan deklarasi keadaan darurat Karhutla di Sumatera Utara yang menimbulkan kekhawatiran terkait gangguan pasokan.

“Hal ini turut berkontribusi terhadap pemulihan harga CPO sejak Selasa,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.

“Penyesuaian tersebut secara tidak langsung mendukung minyak sawit Malaysia karena meningkatkan daya saing dan daya tarik ekspornya,” ujarnya.

Pada sesi penutupan 31 Juli, kontrak spot CPO untuk Agustus 2025 turun RM34 menjadi RM4.175 per ton. Kontrak September 2025 ikut melemah RM46 menjadi RM4.208 per ton, sedangkan kontrak Oktober 2025 turun RM48 ke posisi RM4.230 per ton.

Kontrak November 2025 juga mengalami penurunan RM46 menjadi RM4.247 per ton, Desember 2025 turun RM42 menjadi RM4.260 per ton, dan kontrak Januari 2026 merosot RM39 ke level RM4.268 per ton.

Volume perdagangan tercatat menurun menjadi 52.614 lot dari sebelumnya 79.236 lot. Sementara itu, open interest juga turun menjadi 223.190 kontrak dibandingkan hari sebelumnya sebanyak 243.689 kontrak.

Untuk harga fisik CPO bulan Agustus Selatan, juga tercatat turun RM30 menjadi RM4.200 per ton.***