Jumlah Penduduk Miskin di Riau Melonjak di Tahun 2020 Capai 491,22 Ribu Jiwa

505

BANDARLAMPUNGPOS.COM – Jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau pada September 2020 mencapai 491,22 ribu jiwa. Angka tersebut melonjak 7,30 ribu jiwa bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfarudin, proporsi penduduk miskin dengan pengeluaran perkapita perbulan Rp524.861, di Provinsi Riau pada September 2020 sebesar 7,04 persen.

“Itu mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen poin bila dibandingkan dengan September 2019. Sementara itu, periode Maret 2020-September 2020 proporsi penduduk miskin naik 0,22 persen poin,” urainya, Selasa (16/2), dikutip dari gatracom.

Diketahui, pada periode September 2019 hingga September 2020, Gini Ratio Provinsi Riau mengalami penurunan dari 0,331 pada September 2019 menjadi 0,321 pada September 2020. Jika dibandingkan dengan Maret 2020, juga terjadi penurunan, dimana Gini Ratio Maret 2020 adalah sebesar 0,329.

Misfarudin mengungkapkan lonjakan penduduk yang miskin di Riau disebabkan oleh harga komoditi sembako, juga pengaruh pandemi Covid-19.

“Sebanyak 520,92 ribu orang (10,53 persen dari penduduk usia) terdampak COVID-19 pada Agustus 2020, dengan rincian 35,40 ribu penduduk menjadi Pengangguran, 10,60 ribu penduduk menjadi Bukan Angkatan Kerja, 28,61 ribu penduduk Sementara Tidak Bekerja, dan 446,31 ribu penduduk bekerja dengan berhari-hari, “katanya.

Misfarudin mengatakan, pengurangannya konsumsi rumah tangga ikut mengerek jumlah orang tidak mampu di Riau.
Diketahui, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 2,32 persen (y-on-y), menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tumbuh sebesar 2,12 persen.

Ditinjau sebaran penduduk miskin berdasarkan tempat tinggal, untuk periode September 2019 – September 2020.
Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 8,6 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebesar 1,3 ribu orang. Secara proporsi, kemiskinan di perkotaan naik dari 6,00 persen menjadi 6,39 persen. Sementara itu, proporsi kemiskinan di perdesaan turun dari 7,51 persen menjadi 7,47 persen.

Terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Riau, Edyanus Herman, menyebut melonjaknya angka kemiskinan di perkotaan, dampak langsung dari pandemi Covid-19.
Menurutnya sejumlah sektor usaha yang selama ini menjadi tumpuan usaha masyarakat perkotaan terdampak Covid-19.

“Pembatasan mobilitas misalnya, itu kan mempengaruhi sektor penginapan, ritel dan transportasi. Itu terlihat dari sejumlah hotel yang memilih berhenti bekerja, atau merumahkan sebagian karyawan. Kunjungan ke pusat yang tidak seramai biasanya,” katanya. (mg1)




Exit mobile version